Sabtu, 03 Oktober 2009

Manusia Salju dan Matahari

suatu hari yang penuh salju di sebuah kota kecil, salju turun dengan lembutnya.
anak anak bermain diluar, dan aktifitas pun seperti berjalan biasa saja.
musim salju, pasti ada boneka salju. terbentuklah banyak boneka salju baik di pekarangan rumah ataupun di lapangan.
semua senang dan tampak begitu riang menikmati musim salju.
namun ada satu hal yang kurang, kemana matahari ?

matahari ada disana, tapi sepertinya murung, kecil sekali ia bersinar disana .
namun, itulah musim salju. dingin, dan matahari hanya untuk penerangan dan pembeda siang dan malam.

ada satu boneka salju, dia termenung menghadap kearah matahari, dia baru pertama kalinya mendapat wujud benda keras setelah selama ini terombang ambing di awan sebagai uap.
biasanya ia melihat mataharu begitu hangat, tapi sekarang tidak .

ia pun bertanya
"matahari, ada apa dengan sinarmu yang hangat ?

matahari menjawab
" siapa kamu ?"

boneka salju tersenyum
"oh sungguh bodohnya aku, perkenalkan aku adalah boneka salju. biasanya aku ada di sekelilingmu dalam bentuk awan, mungkin kamu tidak menyadarinya, tapi aku biasanya selalu merasakan hangatnya sinar mu."

matahari tersipu
"maaf aku tidak menyadari kehadiran kamu selama ini, sekarang adalah musim salju jadi aku tidak bisa sehangat biasanya, aku sedih banyak orang menanyakan kemana aku pergi, padahal aku ada disini namun tidak sehangat biasanya."

boneka salju pun terdiam sejenak,
"matahari, kamu tidak boleh seperti itu. kamu sudah menerangi bumi ini sejak milyaran tahun lalu, bahkan kamu bersinar sebelum bumi ini ada kehidupan. tuhan pasti cukup adil dalam membagi peran dalam kehidupan ini matahari, jangan sedih seperti itu musim semi nanti kamu akan kembali dengan kehangatan kamu bukan ?"

matahari pun tersenyum
" kamu benar manusia salju, aku tidak boleh egois. terimakasih manusia salju, aku bersyukur bisa bertemu denganmu akhirnya musim dingin ini aku tidak harus selalu sedih. oh sudah senja aku harus pergi dulu manusia salju, esok pagi aku akan menyapamu lagi, sampai jumpa ."

dan matahari pun hilang di ufuk barat dan malam pun datang.

malam tiba, manusia salju berdiri sendirian di tengah hujanan salju ..
dia berfikir:
"seandainya musim semi tiba matahari akan seindah dulu dan akan mengahangatkan bumi .
itu berarti aku akan mencair dan kembali ke awan, dia pasti tidak akan mengenaliku lagi. biarlah, musim semi nanti matahari harus membahagiakan orang orang dengan kehangatannya"

pagi pagi benar matahari sudah datang membangunkan orang orang untuk bangun dari tidurnya
ia langsung menyapa manusia salju
"pagi manusia salju, apa kabarmu hari ini ?"

manusia salju terbangun dari lamunannya
"pagi juga matahari. kamu terlihat sangat semangat hari ini"

matahari tersenyum manis
"iya, ini karena kamu. kamu memberikan aku keberanian untuk menerima apa yang sudah seharusnya aku terima."

manusia salju terunduk tersipu
"sudah sewajarnya kita saling membantu, matahari. tidak perlu berterima kasih"

dan mereka berdua pun berbicara sampai tiba waktu senja dan mataharipun tenggelam.
manusia merasa senang sekali bisa menghibur matahari, apalagi ia mempunya wujud baru yang bisa membuatnya berbicara dengan matahari.
sampai suatu waktu ia sadar, dia menjadi kecil dan meleleh karena matahari begitu semangat dalam berbicara dengannya sehingga musim dingin itu menjadi lebih hangat dari biasanya.

setiap pagi hingga petang ia berbicara dengan matahari, mencoba agar tidak terlihat meleleh di depan matahari. ia tidak ingin matahari tau kalau ia yang sebenarnya membuat dia akan hilang nantinya.
dan setiap malamnya ia mengumpulkan salju untuk memperbaiki badannya.
terus begitu sepanjang musim dingin, orang orang tersenyum karena matahari menjadi hangat di musim dingin ini.

sampai tiba pagi akhir dari musim dingin, tidak ada salju disekitar manusia salju selain dia.
seperti biasanya manusia salju dan matahari berbicara dengan riang

matahari dengan semangat bercerita
"hei manusia salju, mulai besok musim dingin berakhir dan aku akan kembali hangat seperti biasanya ! bagus bukan ?"

manusia salju terhenyak, hari ini adalah hari terakhir ia ada sebelum mencair dan hilang oleh musim semi.
namun ia tetap mengadah ke atas dan tersenyum pada matahari.
"baguslah matahari, orang orang pasti rindu akan kamu yang begitu hangat..."
suara manusia salju tertahan..
"...begitu juga pun aku."

namun matahari tetap tersenyum dan berkata
"ya manusia salju, aku akan kembali dengan kehangatan ku . oh sudah senja esok pagi kita akan berbicara lagi sampai jumpa lagi."

manusia salju tersenyum, dalam hatinya "ya matahari, selamat tinggal" ia tidak mampu mengucapkan kata kata itu. ia takut matahari akan sedih mengingat manusia salju akan hilang saat kehangatannya kembali besok hari.

pagi buta sebelum manusia salju hilang..

manusia salju menyapa matahari, mencoba agar tidak meleleh sebelum mengucapkan perisahan kepada matahari.
"hei matahari, sudah muncul kah kamu ?"

matahari terkejut
"oh manusia salju, ada apa kamu pagi pagi buta sudah menyapaku ?"

manusia salju dengan berat hati
"matahari, sebentar lagi aku akan pergi sejenak, maukah kamu berjanji untuk terus menjadi hangat ?"

matahari tercekat
"manusia salju ? mengapa kamu bicara seperti itu ?"

manusia salju terseyum, badannya sudah mulai mencair seiring matahri yang meninggi
"matahari, tahukah kamu biasanya aku adalah awan yang selalu ada di sekeliling mu tanpa kamu perhatikan? aku mungkin tidak akan kembali kesana aku akan masuk kedalam bumi dan tidak bisa melihat kamu lagi. aku menjadi manusia salju karena musim dingin ini tiba, dan aku bersyukur kepada tuhan karenanya aku bisa diberi wujud yang bisa berbicara dengan kamu, walau hanya sebentar aku bersyukur bisa berbicara dengan mu matahari, karena dalam wujud awan aku hanya bisa melihatmu dan merasakan kehangatanmu tanpa bisa berterima kasih kepadamu, malah aku sering kali meghalangi pandangan mu ke bumi."

badan manusia salju hanya menyisakan setengah badannya
"terima kasih matahari, atas waktu yang kamu luangkan. terima kasih atas kehangatan kamu yang aku rasakan selama ini, maaf aku harus pergi saat kamu tersenyum seperti in. ingat kah kamu apa yang pertama kali aku katakan saat menyapamu ?"

matahari terisak dan menjawab
" 'tuhan pasti cukup adil dalam membagi peran dalam kehidupan ini' kata kata itu yang selama ini memberiku keberanian, manusia salju haruskah kamu hilang ? apakah kamu tidak bisa tetap tinggal disini menemaniku ? "

manusia salju yang tinggal kepalanya tersenyum
"matahari, aku ingin selalu menemani kamu, tapi kamu dibutuhkan kehangatannya untuk mahluk hidup di bumi. aku pun tidak akan menjadi seperti ini tanpa kamu.

matahari tersadar
"manusia salju, kamu.. mencair ? jadi selama ini kamu selalu mencair dan mengecil karena aku ? kenapa kamu melakukan ini manusia salju ? kenapa kamu tidak pernah memberitahuku kalau aku yang selama ini akan membuat mu hilang ?

manusia salju tersenyum tulus sekali
"matahari, aku mendengar anak anak kecil berteriak 'ibu kenapa dingin sekali ?' atau 'ayah matahari sedang sedih ya ? kenapa dia kecil sekali ?' akupun tidak tega matahari, karena itu aku memberimu semangat agar kamu tetap menjadi hangat."

matahari menangis terisak
"manusia salju, aku tidak akan muncul. biar saja tetap seperti ini, agar kamu tidak hilang"

manusia salju berkata
"tidak matahari, terbitlah sambutlah orang orang yang tersenyum menunggu kamu. jangan perdulikan aku peranku adalah menemani kamu sampai musim dingin sekarang sudah selesai .."

dan mataharipun terbit pelan pelan..
manusia salju perlahan menghilang..
matahari hanya bisa melihat manusia salju mencair..
"manusia salju aku akan berjanji akan selalu menghangatkan bumi ini.."

manusia salju tersenyum
"janji ya .. sampai ketemu lagi matahari ...."

dan mataharipun membuat manusia salju hilang, hujan turun menyapu semua salju..
pertanda musim semi datang ..
matahari bersedih sendirian disana ..

melihat hal ini, bulan pun berkata pada matahari
"matahari, setiap malam aku melihatnya selalu memperbaiki badannya. setelah pagi hingga sore hari ia menemanimu ia selalu memperbaiki badannya tiap malam, ia tidak ingin kamu sedih kalau sebenarnya ia harus hilang saat kamu menjadi hangat. ia hanya ingin melihatmu tersenyum hangat ....
ia tak perduli kalau akan hilang, dia tidak perduli akan mencair, dia hanya ingin orang orang menyambut kamu dengan senyuman, ia ingin kehangatan matahari ada walaupun musim dingin .. dia paling memikirkan kamu matahari .. ingat, kamu punya janji kepada nya untuk selalu tersenyum kepada bumi .."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar